Tengkleng, makanan khas Jawa yang sarat dengan sejarah dan budaya, menjadi salah satu kuliner yang patut dijelajahi dan dicicipi. Tengkleng sendiri merupakan masakan berbahan dasar daging kambing yang diolah dengan rempah-rempah khas Jawa seperti serai, daun salam, jahe, dan ketumbar. Proses pengolahan yang panjang membuat tengkleng memiliki cita rasa yang khas dan menggugah selera.
Sejarah tengkleng sendiri sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram Kuno. Menurut sejarawan kuliner, William Wongso, “Tengkleng merupakan masakan yang sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram Kuno. Dulu, para abdi dalem kerajaan biasa memanfaatkan sisa-sisa daging kambing yang sudah dimakan oleh para raja sebagai bahan untuk membuat tengkleng.” Hal ini menunjukkan bahwa tengkleng memiliki hubungan yang erat dengan sejarah Jawa.
Selain itu, tengkleng juga memiliki nilai budaya yang tinggi. Menurut pakar budaya kuliner, Bondan Winarno, “Tengkleng tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga merupakan bagian dari identitas budaya Jawa. Cara pengolahan yang tradisional dan bumbu-bumbu khas Jawa membuat tengkleng menjadi warisan kuliner yang harus dilestarikan.” Hal ini menunjukkan bahwa tengkleng bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga memiliki makna yang dalam dalam budaya Jawa.
Di Jawa, tengkleng biasanya disajikan sebagai hidangan utama dalam acara-acara spesial seperti pernikahan, khitanan, atau acara keagamaan. “Tengkleng memiliki makna yang sakral dalam budaya Jawa. Biasanya, tengkleng disajikan dalam acara keagamaan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki yang diberikan,” ujar seorang tokoh agama di Yogyakarta.
Dengan segala sejarah dan budaya yang melekat padanya, tidak heran jika tengkleng menjadi salah satu makanan khas Jawa yang mendapat tempat di hati masyarakat. Jadi, jika Anda berkunjung ke Jawa, jangan lupa untuk mencicipi tengkleng dan merasakan kelezatannya yang sarat dengan sejarah dan budaya.